Jumat, 11 Maret 2011

Belajar dari sikap Paulus atas Perempuan yang dirasuki oleh roh tenung

Kisah para rasul16:16-17 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Suatu ketika Paulus dan Silas pergi melayani ke Filipi, disana mereka bertemu dengan seorang perempuan yang mempunyai roh tenung. Perempuan itu berteriak-teriak sambil mengatakan bahwa Paulus dan Silas adalah hamba Allah yang maha tinggi yang memberitakan jalan keselamatan. Apa yang di katakan perempuan petenung itu adalah benar karena Paulus dan Silas adalah benar hamba Tuhan yang memberitakan jalan kepada keselamatan. Namun apa yang di perbuat perempuan itu sangat mengganggu Paulus. Akhirnya Paulus berpaling kepadanya dan mengusir roh yang ada didalam dirinya.

Yang menjadi pertanyaan...bukankah apa yang di katakan perempuan itu adalah benar? Kenapa Paulus menjadi merasa terganggu?

Saudaraku, ada dua hal yang menyebabkan Paulus merasa terganggu,yaitu:

1.Berita kebenaran yang disampaikan oleh perempuan itu bukan di dasari oleh niat yang tulus melainkan mengandung unsur lain.

Mengapa demikian? Mari perhatikan ayat dibawah :
Kisah para rasul 16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.

Ayat diatas dengan jelas kita lihat bahwa didalam perempuan itu ada roh tenung. Roh tenung adalah salah satu jenis roh jahat yang menipu manusia melalui ramalan-ramalan palsu. Dengan tenungan-tenungannya perempuan itu menghasilkan uang yang besar bagi tuannya. Perempuan itu melihat bagaimana Paulus dan Silas melayani dengan penuh muzizat dan dalam pandangannya sebagai pebisnis Paulus dan Silas adalah lumbung uang yang harus di dekati dan diambil hatinya dengan harapan bisa kerja sama.

Saudaraku, hal tersebut masih ada kita jumpai sampai saat ini. Ada orang yang memberitakan firman Tuhan tidak dengan hati yang tulus. Sama seperti perempuan itu, yang berhari-hari berteriak-teriak memberi kesaksian bahwa Paulus adalah hamba Tuhan yang memberitakan jalan keselamatan, demikian juga dengan tidak lelah-lelahnya mereka memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah jalan keselamatan, namun apa yang diberitakan itu bukanlah berasal dari hatinya, melainkan dimotivasi oleh hal lain yaitu “UANG”. Tentang hal itu Paulus pernah mengingatkan kepada jemaat di Roma seperti pada ayat dibawah.

Roma 16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

2.Perkataan perempuan itu bisa menjadi batu sandungan bagi Paulus dan silas.
Mengapa saya katakan demikian? Mari kita perhatikan kembali dengan lebih teliti apa yang perempuan tenung itu ucapkan. Perempuan itu berkata "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Sebenarnya apa yang perempuan itu ucapkan bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan mengagungkan Paulus dan Silas. Fokus dari ucapan perempuan itu bukanlah Tuhan, fokusnya adalah Paulus dan Silas. Jika Paulus membiarkan perempuan itu terus berteriak-teriak demikian maka fokus orang yang mendengarnyapun bukan lagi kepada Tuhan melainkan kepada Paulus dan Silas. Paulus lah yang ditinggikan, bukan Tuhan. Syukur kepada Tuhan karena Paulus memiliki hikmat yang luar biasa dari Tuhan sehingga ia bisa membedakan mana yang mengagungkan Tuhan dan mana yang bukan.

Oleh sebab itu saudara, berhati-hatilah terhadap pujian. Jika ada orang yang memuji terlalu berlebihan cegahlah ia karena hal itu bisa membuat kita jatuh dalam dosa mencuri kemuliaan Tuhan. Biarlah segala pujian dan hormat hanya bagi Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.Amin

Minggu, 06 Maret 2011

Menjaga dan menguasai mulut

Mazmur 39:2 Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."

Ayat ini di tulis oleh Daud, raja kedua yang memerintah Israel. Daud adalah raja besar, lebih besar dari Saul namun Daud menyadari bahwa lidah yang tidak di kekang akan membawa ke dalam dosa. Lidah itu kecil, tetapi apabila tidak di kekang akan membawa masalah besar. Dalam kitab Yakobus dikatakan lidah itu bagaikan api kecil yang semakin dikipas semakin besar yang akhirnya menghanguskan apa saja.

Pada ayat diatas dengan jelas Daud mengatakan bahwa mulut itu harus dikekang di depan orang fasik. Benar! Sebab orang fasik itulah yang akan mengipas-ngipas api yang kecil itu menjadi api yang besar. Namun pada kenyataannya tidak demikian, justru banyak orang tidak menjaga mulut di depan orang fasik. Akibatnya gosip menjalar dengan cepat bagaikan penyakit menular.

Harun dan Miryam pernah tidak menjaga mulut mereka, mereka menggosipi dan mengata-ngatai Musa. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Bilangan 12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.

Akibatnya Miryam kena hukuman dari Tuhan, dia kena kusta dan harus disingkirkan keluar dari jamaah Israel tujuh hari lamanya.

Demikianlah bagi orang yang tidak menjaga perkataannya, suatu saat mereka akan kena “kusta”, yaitu suatu penyakit yang membuat seseorang disingkirkan. Ia akan disingkirkan dari komunitasnya, tidak di percayai lagi dan di cap sebagai pemecah belah. Bagi anak-anak Tuhan, menjaga mulut adalah suatu keharusan karena apabila mulut tidak di kendalikan maka sia-sialah ibadahnya.

Yakobus 1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Lalu, bagaimana kita bisa mengekang lidah?
Apa yang keluar dari mulut itu adalah luapan dari isi hati. Ibaratkan minuman yang bersoda, ketika botol minuman itu di guncang-guncang maka soda yang ada didalamnya akan menekan tutup botol. Suatu saat apabila tekanan itu semakin kuat menekat tutup botol dan apabila pada saat itu ada usaha sedikit saja untuk membuka tutup botol itu, maka air soda yang ada di dalamnya akan menyembur dengan kuat keluar.

Mulut itu diibaratkan tutup botol, apabila isi hati kita mengalami tekanan, maka tekanan itu akan di salurkan ke mulut, dan ketika mulut itu sedikit saja di beri kesempatan dibuka, maka mulut itu akan terus menyerocos mengeluarkan semua yang ada di dalam hati. Jadi, untuk dapat mengekang mulut maka kuasa hati, redakan semua luapan yang ada di dalam hati dan jaga diri dari orang fasik yang senantiasa berusaha mengipas-ngipasi.
Tuhan Yesus memberkati. Amin

..mencintai diri sendiri..

Menjadi baik dalam segalanya adalah dambaan tiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah, baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar, cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman curhat dan semua kebaikan lainnya

Berbahagialah mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya.
Berbahagialah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik.
Berbahagialah mereka yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya. Hingga ia tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan
hidupnya sendiri.
Namun bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya?
Rasanya begitu berat.
Begitu pedih. Begitu nyeri. Begitu menyesakkan. Saat kebencian itu hadir.

Saat ketidak sukaan melingkupi.
Saat ketidak mengertian memenuhi.
Saat ketidak berdayaan menghantui.
Terhadap diri sendiri.

Mengapa aku buruk rupa?
Mengapa keluargaku berantakan?
Mengapa aku tidak cerdas?
Mengapa aku selalu gagal?
Mengapa aku tidak disukai teman-temanku?
Mengapa perjalanan hidupku seperti ini?
Mengapa aku selalu naif?
Mengapa aku selalu salah?
Mengapa?
Dan banyak mengapa lainnya…
Ketika semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia menjadi teramat gelap.
Hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik.Dan kita pun ingin terbang, pergi dan menjadi orang lain atau malah terpuruk saja di dalam bumi.
Pernahkah kemudian kita terpikir: Betapa kasihan ‘makhluk kecil’ di dalam sana. Sesosok ‘diri’ yang disadari atau tidak, dibenci oleh dirinya sendiri. Mungkin jasad sang diri memang tidak cakep. Mungkin pribadi sang diri memang tidaklah menyenangkan.
Mungkin perjalanan hidup sang diri cukup menyebalkan. Namun sang diri tetap butuh cinta. Agar dengannya dia tumbuh dan berkembang ke arah kebaikan. Berapa banyak cerita tentang seseorang yang berubah menjadi lebih baik karena merasa dicintai? Berapa banyak orang yang termotivasi karena dicintai? Betapa banyak orang yang ingin diterima apa adanya? Dicintai setulusnya? Dan cinta itu,at very first, hanya pemilik ‘diri’ lah yang harus memberikannya. Jika bukan kau, siapa lagi? Engkau yang paling mengerti dirimu sendiri. Maka engkau lah yang paling layak, paling berhak dan paling berwenang mencintai dirimu sendiri.
Cintailah dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan - keistimewaan dalam dirimu sendiri Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya. Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang.
Mungkin kau akan melihat banyak kesalahan. Mungkin kau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin kau akan menjumpai banyak hal memalukan. Mungkin kau akan menemukan banyak kegetiran. Ketidaksukaan. Seperti halanya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya, maka kau harus memulainya dari dirimu sendiri.
Terimalah dirimu apa adanya. Cintai ia. Sungguh cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun diri.

Cinta itu, akan mengarahkan jiwamu terus menerus bergejolak. Cinta itu akan
mewadahi hatimu terus menerus bergolak.
Cinta itu akan mendamaikan perasaanmu yang tak pernah berhenti dan mati.
Cinta itu akan membuatmu terus berusaha memperbaiki diri.
Cinta itu akan membuatmu bangga dengan perjuangan yang telah kau lakukan.
Cinta itu akan menjagamu dari membandingkan diri dengan orang lain serta lebih memilih membandingkan diri sendiri yang sekarang dengan beberapa waktu serbelumnya.
Maka kemudian dirimu akan sanggup berkata, “Mungkin aku yang sekarang masih belum sebaik orang pada umumnya. Tapi aku tahu aku yang sekarang adalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Dan aku bangga karena untuk menjadi aku yang sekarang kulewati dengan penuh air mata.
Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena aku telah menempuh prosesnya.”
Jika tak ada yang mencintaimu kini, bisa jadi itu karena engkau bahkan tak mencintai dirimu sendiri.
Karena itu, cintailah dirimu sendiri. Karena dari sana kau akan bisa mencintai dan dicintai orang lain.

Senin, 21 Februari 2011

Makanan Busuk

Bacaan Setahun : Roma 1-3

Nats : Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang (Amsal 15:30)

Bacaan : Bilangan 13:25-33; 14:1-10


Dunia kita adalah dunia berita. Kabar bertebaran setiap hari. Lewat koran, tayangan televisi, situs internet, papan iklan, majalah, tabloid, dan penyampaian dari mulut ke mulut. Melalui kata, suara, gerak, gambar dan warna. Sayang, sedikit saja yang netral. Lebih banyak berita yang tersebar mengusung kepentingan-kepentingan dagang atau politik. Dan, masyarakat adalah sasarannya.


Menjelang masuk ke Kanaan, umat Israel terpengaruh oleh kabar yang dibawa oleh para pengintai utusan Musa. Sebagian besar pengintai membawa kabar miring, sehingga umat menjadi takut. Berita yang mereka sampaikan bernada negatif dan umat menjadi korbannya. Ibarat makanan, mereka membawa "makanan busuk" yang bikin "diare". Umat Israel jadi resah, takut, panik, lalu memberontak. Syukurlah, di antara para pengintai itu ada Yosua dan Kaleb. Mereka tampil menyampaikan berita yang membesarkan hati. Menghantar "makanan sehat" dengan "gizi" iman yang tinggi. Mengajak umat untuk berpaling kepada Tuhan dan bersandar penuh kepada-Nya.


Penelitian di negeri kita membuktikan bahwa berita yang paling banyak dikonsumsi masyarakat saat ini adalah infotainment yang gencar "menjual" gosip kehidupan para selebriti. Kedua, sinetron yang berbau dunia gaib. Itukah "makanan" kita sehari-hari? Sebagai anak Tuhan, mari perhatikan "makanan berita" yang kita santap. Saringlah berita yang kita dengar dan baca. Cermatilah tayangan yang kita tonton. Jangan menyantap "makanan basi" berupa kabar busuk yang merusak iman dan moral. Utamakan untuk menyantap "kabar baik" (Injil) sebagai "nutrisi bergizi" bagi jiwa kita


KESEHATAN IMAN KITA TERGANTUNG PADA "MAKANAN" YANG KITA BERIKAN KEPADA JIWA KITA

Minggu, 20 Februari 2011

Batas

Shalom.....

Siapa yang tidak suka bermain? Sejak kecil kita akrab dengan kegiatan bermain. Permainan fisik, misalnya olahraga. Permainan otak yang mendidik. Atau, permainan yang membangun kebersamaan. Semua permainan memiliki aturan main. Ada batas-batas yang mengendalikannya. Lapangan badminton punya garis pembatas. Sepakbola punya batas waktu. Langkah-langkah tertentu membatasi permainan di papan catur. Permainan kelereng pun dibatasi cara bermain yang disepakati bersama. Melanggar batas berarti mengacau permainan, dan akan kena sanksi.

Kitab Yosua sampai pasal 13 mengisahkan bagaimana Israel—dipimpin Yosua—memasuki Kanaan. Bertempur di medan laga. Namun, memasuki pasal 14 dan seterusnya, suasana berubah. Mereka memasuki periode kehidupan yang lain. Tahap yang baru. Saatnya menata kehidupan bersama. Maka, Tuhan menuntun Yosua mengatur batas wilayah bagi masing-masing suku. Dari kehidupan mengembara di padang liar tanpa batas, mereka belajar hidup bersama dalam batas-batas yang harus dihormati di Tanah Perjanjian. Batas-batas itu kelak menentukan hak, warisan, dan pusaka masing-masing. Dan, agar tidak kacau, sejak semula batas-batas sudah ditegaskan dan ditegakkan.

Tuhan mencipta kita dengan banyak aspek hidup yang masing-masing juga ada batasnya. Kehidupan bersama akan berjalan baik hanya jika batas-batas itu disadari, dihormati, dipelihara. Makan ada batasnya. Berbicara ada batasnya, tak asal buka mulut. Bekerja mengenal batas kemampuan, waktu, peraturan. Pergaulan sehat dibatasi kesopanan dan tata susila. Hidup ini seperti sebuah permainan, semua harus bermain dalam batas-batas aturan mainnya.

SUDAHKAH KITA MENYADARI, MENGHORMATI

DAN MEMELIHARA BATAS-BATAS DALAM KEHIDUPAN KITA?

Tuhan memberkati.........

Menyanyi bagi Tuhan

Bacaan Setahun : Yehezkiel 1-3

Nats : Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai (Mazmur 30:6)

Bacaan : Mazmur 30


Penderitaan adalah bagaikan orang asing yang mencurigakan, yang mengetuk pintu rumah Anda. Mau tidak mau Anda harus mengizinkannya masuk karena ia terus-menerus mengetuk pintu dan tidak mau pergi. Anda merasa yakin bahwa tidak ada seorang pun yang melihat kesedihan Anda dan Anda merasa kesepian tetapi Allah melihat kesedihan yang tengah Anda rasakan dan Dia mengerti.


Setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku, keluh Daud di dalam Mazmur 6:7. Tuhan telah mendengar tangisku (ayat 9). Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? (56:9). Walaupun sepanjang malam ada tangisan, itu tidak akan berlangsung selamanya, karena menjelang pagi terdengar sorak-sorai (30:6).


Seperti halnya Daud, kita ingat bahwa kasih dan kebaikan hati Allah akan berlangsung selama seumur hidup kita. Dia telah berjanji tidak akan meninggalkan maupun membiarkan kita. Manakala kasih Allah masuk ke dalam pikiran kita, kepedihan hati dan ketakutan kita akan lenyap. Ratapan kita akan diubah menjadi tarian, pakaian kabung dan derita kita akan dilepaskan, dan kita pun diikat dengan sukacita. Kita dapat bangkit untuk menyambut hari sambil menyerukan puji-pujian karena belas kasihan, tuntunan, dan perlindungan yang telah diberikan-Nya. Kita bersukacita di dalam nama-Nya yang kudus (30:12,13).


Bagaimanapun keadaan kita, marilah kita menyanyi bagi Tuhan sekali lagi!


PUJI-PUJIAN ADALAH SUARA JIWA YANG TERBEBASKAN

(Sumber: http://www.sabda.org/)

Sesuai Dengan Firman Tuhan

Sesuai Dengan Firman Tuhan
Yosua 11-12

Yosua melaksanakan seluruh firman Tuhan dengan tepat, tidak ada yang tidak dilaksanakan. Ketaatan pada kehendak Tuhan menjadi kunci keberhasilan dan kemenangan mereka, yang bukan hanya akan mereka miliki saat itu, tetapi juga di masa yang akan datang.
Tuhan memerintahkan agar seluruh wilayah Kanaan dikuasai dan penduduknya dibunuh. Apakah Allah begitu kejam sehingga Ia memerintahkan terjadinya pembunuhan terhadap semua penduduk? Mengapa mereka tidak dijajah saja tanpa dibunuh? Apakah Allah tidak berbelas kasihan kepada manusia lain selain kepada penduduk Israel? Mengapa pertumpahan darah harus terus terjadi? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak mudah dijawab, apalagi bila hanya dengan mempertimbangkan pikiran manusia. Allah memiliki kehendak-Nya sendiri yang khusus atas setiap orang, termasuk dalam hal pemusnahan semua penduduk Kanaan yang sudah direncanakan Tuhan pada zaman Musa (perhatikan pengulangan perkataan, “seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya” dalam 11:12, 15, 20, 23) dan sekarang dilaksanakan oleh Yosua. Allah hendak membangun dan menguduskan umat-Nya serta memisahkan mereka dari penduduk asli Kanaan agar mereka berkenan di hadapan Tuhan sebagai bangsa yang kudus dan tidak dicemari oleh kawin campur, penyembahan berhala, dan budaya suku-suku Kanaan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Orang Kristen saat ini diperintahkan Tuhan untuk melakukan firman Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya. Buanglah segala pertimbangan yang salah dan lakukanlah dengan tepat seluruh firman-Nya. Renungkanlah firman Tuhan siang dan malam, kemudian lakukanlah firman itu. Itulah yang berkenan kepada-Nya!
Yosua 11:15 “Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, hamba-Nya itu, demikianlah diperintahkan Musa kepada Yosua dan seperti itulah dilakukan Yosua: tidak ada sesuatu yang diabaikannya dari segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.”

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 16 Februari 2011

..Saat Harus Melepaskan..

pedih rasanya kalau harus merelakan orang yg kita sayangi pergi meninggalkan kita.. dewa 19 ajj bilang "separuh nafasku, terbang bersama dirimu..." (hehehhehe)

gag heran kalau raja Salomo mengibaratkan "cinta itu kuat seperti maut" (kidung agung 6:8). yayaya.. makanya ada yg nekat nelen baygon saat putus cinta. bego.

gag di pungkiri, baru membayanngkan hari2 tanpa "dia" itu memang menyakitkan. bagi saya pribadi, gag ada "dia" berarti gag ada orang yg bisa didiskriminasi tanpa takut dia marah, gag ada sarana buat ngelepasin rasa kesel, gag ada yg bisa di panggil "hasian" atau "kangen" atau "aqu sayang kamu".. intinya, menyedihkan banged mesti kepaksa ninggalin kebahagiaan bisa saling mengasihi satu sama lain.. hikss.. hikss

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu ganteng, cantik, teristimewa dibandingkan dgn yang lain.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemukan yang seperti dia.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat2 indah senantiasa terbayang dibenak kita.

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Saya sangat mencintainya”.

daud pernah kehilangan anaknya dengan betsyeba (2samuel 12:14). daud meratap, memohon agar Tuhan mau menyembuhkan anaknya itu (2samuel 12:18) tapi, Tuhan tetap mengambil nyawa anak itu karna kesalahan yg daud lakukan (2samuel 12:18)

tapi, setelah keputusan Tuhan itu, daud tidak kecewa atau berputus asa. dia bangkit dan melanjutkan hidup denngan normal (2samuel 12:20-23).

saat mengalami hal yg sama, ayub dengan bijak berkata,

katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayb 1:21)

wow, renunngkan itu, kamu lahir tak membawa apa2, kelak,kamu pulang ke rumah Bapa pun tak akan membawa apa2. ngapain mati2an mempertahankan yg sudah tak lagi ingin bersamamu?

daud mengajari saya 1 hal, ada baiknya meratapi yg akan pergi, agar kita lebih bijak saat menentukan langkah selanjutnya. tapi, setelah hal itu benar2 terjadi, RELAKAN.

ingatlah..

kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya, tapi, saat cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya..

jangan larut pada kesedihan, itu hanya akan membuatmu kehilangan banyak sukacita yg Tuhan sediakan..

bayangkan apabila daud bersikeras bersedih saat kehilangan anak yg ia kasihi,mungkinjanji Tuhan untuk membangkitkan raja2 hebat dari keturunannya tak akan tergenapi. setelah anak pertamanya dengan betsyeba itu mati, lahirlah Salomo. wow.

kalau kamu gag mengikuti jejak daud untuk terus melangkah ke depan dan merelakan yg terjadidi belakangn,janji Tuhan tentang masa depan yg cerah bagi hidupmu mungkin gag akan tergenapi. hei, Yesus mengasihimu lebih dari siapapun yg pernah kamujumpai dalam hidupmu. cintaNya yang dalam membuat Dia rela mati dikayu salib. Dia gag peduli rupamu, kesalahanmu, kebiasaan burukmu, yg Dia tau kamu pasti kan berusaha sebaikmungkin merubah semuanya sedikit demi sedikit. Dia akan dengan senang hati membimbingmu melewati proses pahit yg harus kamu alami. percayalah, Dia tak akan memberimu ular beracun saat kamu meminta roti..

Bapa sering menguji kita dengan penderitaan dan kesedihan. Dia menguji kita, bukan menghukum kita. Dia menolong kita menjumpai hari esok.

Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan kepedihan kita, Karena setiap kehilangan yang Ia kirimkan diikuti dengan keuntungan yang berlimpah - limpah.

Dan jika kita menghitung rahmat dan berkat, Yang Allah kirimkan secara cuma - cuma, Kita tidak akan menemukan alasan untuk mengeluh Dan tidak ada waktu untuk meratap…

ingatlah !! Melepaskan bukanlah akhir dari dunia melainkan awal dari suatu kehidupan baru…

Kita harus melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.

Kita harus melepaskan seseorang karena kita menyadari yang ganteng,yang cantik, yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.

Kita harus melepaskan seseorang karena kita tahu jika Tuhan mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Kita harus melepaskan seseorang ketika saat2 indah hanyalah tinggal masa lalu.

Kita harus melepaskan seseorang karena kepala kita berkata “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.

Kegagalan tidak berarti kamu tidak mencapai apa2… namun kamu telah memahami sesuatu…! Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan, ada saat melepaskan…!!

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.. pkh 3:1

BE DIFFERENT, BE RADICALLE....
ALWAYZ BE BLEZzeD...

~JElous~

Yak 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya


Jbu

Belajar dari Burung dan Cacing

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa". Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa". Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari makan. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.

Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa. Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar banyak dari burung dan cacing.

Gbu

Minggu, 13 Februari 2011

Tegar di Masa Sukar

Tegar di Masa Sukar


Seluruh umat manusia di muka bumi ini tanpa terkecuali mengalami satu situasi, yang semakin sulit. Segala aspek yang ada tidak ada yang terhindar dari kata sulit,semua serba susah dan menyentuh titik krisis. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terahir akan datang masa yang sukar. (2Tim. 3:1)
Hal serupa juga dialami oleh orang orang percaya (gereja), satu situasi yang memang sudah dinubuatkan dalam Alkitab, sebut saja dalam 2Tim. 3:1, pada hari–hari terahir akan datang masa yang sukar; Efesus 6:10—Paulus menguatkan jemaat efesus untuk kuat, dalam ayat 12 dikatakan kita menghadapi perang.
Sebagai orang percaya yang mempunyai sandaran firman Tuhan,situasi sulit yang dihadapi tentunya tidak melemahakan iman kita,karena Tuhan lewat FirmanNya memang memberikan kiat-kiat dalam menghadapi masa-masa sukar itu,dalam pendalaman Alkitab kali ini, kita membahas 3 (tiga) kiat menghadapi hal-hal yang menyulitkan dan membuat sesak hidup ini. Kiat tersebut adalah:

1. Berdoa.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah dengan berdoa masalah Kita akan segera berakhir? Melihat hal ini Yak. 5:16 mengatakan doa-doa orang benar sangat besar kuasanya, jika dilakukan dengan iman. Ternyata ada persyaratan dalam kita berdoa yaitu iman, iman yang menguatkan hati kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. (Luk. 1:37; Mat. 21:22)
Lepas dari itu langkah doa adalah satu nasehat yang Tuhan sendiri berikan kepada kita. Saat Daniel menghadapi masalah dalam kepentingan ibadah, Daniel tetap berdoa, karena ia yakin bahwa Tuhan pasti memberikan jalan keluar terhadap masalahnya.
Salomo mengingatkan dalam ayatnya yang terkenal Ams. 3:5-6 percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati, termasuk dalam hal doa, kita berdoa karena memang kita tidak punya daya apa-apa, untuk melakukan sesuatu, semua karena pertolongan Tuhan. Mzm. 127:1,2
Kita harus bersyukur, karena dapat mengambil langkah (kiat) untuk berdoa, karena tidak semua manusia mampunyai kiat seperti ini, dengan berdoa masalah kita dapat selesai. Paulus dan Silas mengambil langkah berdoa saat mereka harus menghadapi kurungan dan belenggu (Kis. 16:25). Lewat doa setiap ikatan (hal-hal yang sulit) dapat terlepas.

2.Mengaku dengan jujur/tulus atas setiap dosa dan pelanggaran kita.

Ananias dan Safira gagal (Kis. 5:1-11), karena mereka tidak jujur atas dosa mereka, kita harus menyadari dosa membawa kerugian yang sangat besar. Yer. 5:25 bahkan dosa mendatangkan pemisahan hidup kita dengan Allah (maut), Rm. 6:23; Yeh. 18:20. Dalam rumus kitab Taurat, seorang yang mengalami satu kesalahan/pelangaran harus dikenai hukuman yang setimpal (misal mata ganti mata gigi ganti gigi) tetapi syukur kepada kita yang mendapat kasih karunia Tuhan Yesus, mati bagi kita menghapus segala dosa pelangaran kita.
Daud menyadari kekeliruannya yang besar dalam hidupnya Mzm. 51:5, skandalnya dengan Betsyeba membuat hubungannya dengan Allah rusak oleh sebab itu ia mengaku dengan jujur dan tulus setiap kesalahan, dan langkah selanjutnya yang diambil oleh Daud adalah memohon ampun kepada Allah. (Mzm 32:5; Bil. 5:5-7).
Kitab Taurat telah menentukan tentang pengakuan dosa karena kita sudah mengerti dosa membawa kerugian yang sangat besar. (Yes. 59:1,2; 2Kor. 7:10; Mzm. 51:1-9). Kita juga harus mempunyai sikap meyakini pemgampunan Allah yang luar biasa Mzm. 130:3,4 ;103:12.

3.Teguhkan hati melalui janji-janji-Nya, karena Allah bukan manusia terhadap janji itu.

Bil. 23:19—Dengan keteguhan hati hidup kita akan lebih dipenuhi dengan semangat dan kepercayaan yang tinggi terhjadap janji-janji Allah. Ams. 14:8 saat Elia mengalami lemah iman menghadapi Izebel, Allah menguatkan hati dan memulihkan jiwa hidup Elia. Hanya Allah dapat memberikan semangat seperti yang diungkap dalam Yes. 40:28-31. Daud sukses mengalalahkn Goliat, karena ia yakin akan kebesaran Allah, jadi taguhkan hati kita terhadap janji-janji Allah.

Firman Tuhan sudah memberikan langkah (kiat-kiat) bagi kita untuk menghadapi masalah hari-hari yang semakin sulit dan sukar ini, percaya Tuhan Yesus mampu menolong kita, janji-Nya tidak pernah dan akan berubah, Amin. *

Selamat Beribadah
Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 12 Februari 2011

Kehendak-Mu Yang Jadi

Shalom.....

Seorang ibu yang mempunyai anak tunggal datang kepada seorang Hamba Tuhan dan mengutarakan isi hatinya. Pendeta, " Waktu saya berdoa, saya selalu takut untuk mengatakan kepada Tuhan, kehendakMu yang jadi. " Karena saya takut Tuhan akan mengambil anak saya satu-satunya dan juga mungkin memberikan pencobaan-pencobaan yang berat.
Nampaknya pendapat ibu ini cukup beralasan, tetapi Hamba Tuhan tersebut menjawab, "Seandainya anak ibu datang kepada anda dan anak itu mengatakan ingin melakukan apa saja yang meyenangkan hati anda, apakah anda berpikir untuk membebani anak tersebut dengan pekerjaan berat yang tidak sanggup dilakukan oleh anak ibu?" "Oh... tidak." Kata ibu itu, ‘ tentu saja saya akan memberikan pekerjaan yang dapat ia kerjakan dan yang tidak akan membuatnya celaka." Lalu hamba Tuhan itu menegaskan "Apakah anda berpikir bahwa Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunya hati yang lebih baik daripada hati anda?"

Terlalu sering kita merasa takut mengatakan kepada Tuhan "KehendakMu yang jadi," kita berpikir kalau berkata demikian kita akan mendapat masalah atau pergumulan yang berat. Tuhan melebihi manusia yang paling baik sekalipun. Masihkah kita harus takut untuk berkata," Biarlah kehendak-Mu yang jadi' kepada Allah?
Jika kita berkata," Biarlah kehendak-Mu yang terjadi," itu berarti kita mengijinkan rencana Allah yang indah itu terjadi di dalam kehidupan kita. Dan itu juga berarti kita siap melihat hal-hal yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita semua.
Segala sesuatu yang datang dari Tuhan adalah indah dan tidak pernah mencelakakan anak-anak-Nya, tetapi mendatangkan kebaikan.

"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga!"
( Matius 7:11 )

Tuhan Yesus memberkati.....

Perbedaan Persepsi

Shalom......

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :

- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :

"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :

"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan kita.....

Tuhan Yesus memberkati......

Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku

Amsal 30:7-8 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.

Ini adalah potongan dari doa seorang yang bernama Agur bin Yake dari Masa. Agur berdoa agar ia tidak diberikan kemiskinan atau kekayaan. Setiap orang pasti setuju dengan Agur agar tidak di berikan kemiskinan oleh Tuhan karena semua orang tidak mau miskin dan sengsara. Setiap orang pasti ingin menikmati hidup yang berkecukupan. Tetapi bagaimana dengan doa supaya Tuhan tidak memberikan kekayaan??? Wow, tidak! Jangan deh!. Mungkin kata ini banyak di ucapkan karena pada umumnya setiap orang ingin kaya. Demi mengejar kekayaan banyak orang rela berjerih lelah dan bekerja keras bahkan banyak juga demi memperoleh kekayaan menghalalkan berbagai cara. Ada yang melakukan “pesugihan” ada pula yang melakukannya dengan Korupsi, karena dalam anggapan mereka dalam kekayaan ada kekuasaan dan kemuliaan, itulah sebabnya mereka rela mati-matian memperolehnya.

Saudara, permohonan doa ini menunjukkan bahwa Agur adalah seorang yang ingin hidup jujur dan benar. Ia tidak ingin memiliki sesuatu yang bukan menjadi haknya. Sungguh luar biasa doa ini! Doa yang patut di teladani dan dimintakan oleh setiap orang. Jika setiap orang berdoa seperti ini maka tidak akan terjadi korupsi di negeri ini.

Saya teringat pernah seorang sahabat yang kebetulan memiliki jabatan yang lumayan di perusahaan perbankan yang mengatakan bahwa doa ini telah banyak menolong dia untuk melakukan hal-hal yang tidak benar. Bagi orang dunia, posisi beliau adalah tempat “basah” karena memiliki banyak kesempatan untuk memiliki uang masuk (dari yang tidak benar tentunya). Tapi satu hal yang sahabat ini lakukan, Ia menuliskan doa Agur bin Yake ini pada secarik kertas dan menaruhkannya di meja kerjanya tepat di hadapannya. Jadi setiap menandatangani dan menyetujui sesuatu, ia akan melihat kertas ini, dan hal itu menghindarkan dia dari sesuatu perbuatan yang tidak baik. Doa ini pula yang telah menolong saya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak benar terlebih mengambil yang bukan menjadi hak saya. Saya sungguh di berkati dengan doa ini dan biarlah doa ini juga menjadi berkat bagi kita semua.

Apa latar belakang Agur memanjatkan doa ini? Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Amsal 30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Dari ayat diatas kita lihat bahwa latar belakang doa Agur agar dia tidak menjadi sombong dan mencemarkan nama Tuhan. Sungguh luar biasa! Agur menyadari bahwa kekayaan dapat membuat ia sombong. Hal itu memang benar karena banyak orang kaya yang menjadi sombong. Pada umumnya orang kaya sering memandang rendah orang lain terutama orang-orang miskin. Orang kaya sering merasa dengan kekayaannya dia telah memiliki kekuasaan dan kemuliaan sehingga ia merasa tidak memerlukan orang lain dan ada juga yang merasa tidak memerlukan Tuhan. Ada orang kaya yang mengaku Kristen tetapi pada hari minggu lebih memilih menjalankan bisnisnya daripada datang beribadah kepada Tuhan. Bukankah hal demikian menunjukkan bahwa dia tidak membutuhkan Tuhan, mengejar peluang bisnis lebih penting dari pada mencari hadirat Tuhan.

Kesombongan adalah dosa yang paling di benci Tuhan. Kesombongan membuat orang ingin di hormati dan di muliakan oleh orang lain dan hal ini sama dengan memberhalakan diri sendiri. Menyembah berhala saja sudah dosa yang keji apalagi memberhalakan dengan kata lain men-tuhankan diri sendiri.

Dari ayat diatas kita juga melihat bahwa Agur tidak ingin di beri kemiskinan karena kemiskinan dapat membuat Agur mencemarkan nama Tuhan. Kemiskinan dapat membuat orang yang tadinya takut akan Tuhan dan rajin beribadah kepada Tuhan menjadi tidak takut lagi dan melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji yang mempermalukan Tuhan.

Lalu apa yang harus menjadi doa kita? Doa kita adalah “Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku”. Inti dari doa ini adalah agar Tuhan memberikan hati yang memiliki rasa cukup, rasa syukur, tidak tamak serta tidak cinta akan uang. Karena cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Oleh sebab itu marilah kita belajar dan berdoa seperti Agur bin Yake agar kita dapat hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

Kamis, 10 Februari 2011

Memikul Salib-Nya

Ada 3 orang; A, B ,dan C di beri tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan.

Namun kedua temannya tidak menuruti usul si B karena mereka taat dan mengasihi Tuhan.

Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan.

Singkat cerita si B memotong salibnya, sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampai dipuncak bukit, si B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang Surga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka.

Dengan bersemangat si B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu".

Si B sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.

Beberapa saat kemudian, si A dan C tiba di puncak bukit tersebut.

Seperti halnya si B, mereka bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu".

Kemudian Roh Kudus bukakan pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu, ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan terbang Surga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan.

Mereka segera sadar akan hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. Si B kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam salib A atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu A dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang, itu berarti si B tidak dapat menyeberang ke pintu Surga.....

Dari ilustrasi ini, ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan (yang pahit) itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan, sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru "salib" itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada kita.

Ia ijinkan kita mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.



elia story

Indah pada waktuNYA..

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa Suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.

Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.

Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanya an rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru.

Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.

Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan."

Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.

Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu. (Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)

Untuk dapat melihat kehendak Tuhan digenapkan di dalam hidup anda, anda harus mengikuti Tuhan dan bukan mengharapkan Tuhan yang mengikuti anda.


"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (Pengkotbah 3:11)

Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti, Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri. Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti, Cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu.

Terberkati dengan artikel di atas? Ayo dong bagikan ke teman-teman yang lain biar jadi berkat. GBU

Rabu, 09 Februari 2011

..Bila Seorang Wanita Menangis..

Jika seorang wanita menangis dihadapanmu,

Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.



Jika kamu memegang tangannya saat dia menangis,

Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.



Jika kamu membiarkannya pergi,

Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya yang dulu.

Selamanya….



Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,

Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi.

Dia menjadi lemah.



Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,

Hanya jika dia sangat menyayangimu,

Dia akan menurunkan rasa egoisnya.



Lelaki, jika seorang wanita pernah menangis karena mu,

Tolong pegang tangannya dengan pengertian.

Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu.



Lelaki, jika seorang wanita menangis karenamu.

Tolong jangan menyia-nyiakannya.

Mungkin karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya.



Saat dia menangis didepanmu,

Saat dia menangis karnamu,

Lihatlah matanya….

Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang dirasakannya?

Pikirkan….



Wanita mana lagikah yang akan menangis

dengan murni, penuh rasa sayang,

Didepanmu dan karenamu……



Dia menangis bukan karena dia lemah

Dia menangis bukan karena dia menginginkan simpati atau rasa kasihan



Dia menangis,

Karena menangis dengan diam-diam tidaklah memungkinkan lagi.

Lelaki

Pikirkanlah tentang hal itu



Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,

Dan semuanya karena dirimu.

Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah

Hanya kau yang tahu jawabannya….

Pertimbangkanlah

Karena suatu hari nanti



Mungkin akan terlambat untuk menyesal,

Mungkin akan terlambat untuk bilang ‘MAAF’!!

People will forget what you said, People will forget what you did

But people will not forget, How you made them feel

Amsal 31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.



Yak 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya

BE DIFFERENT, BE RADICALLE....
ALWAYZ BE BLEZzeD...

~JElous~

Wawancara Dengan Tuhan

Aku bermimpi melakukan wawancara dengan Tuhan.

“Masuklah,” kata Tuhan. “Jadi, Anda ingin melakukan wawancara dengan saya?”

“Jika Anda punya waktu,” jawabku.

Tuhan tersenyum dan berkata, “Waktu saya adalah kekal. Ini cukup untuk melakukan apapun. Pertanyaan apa yang ada di pikiran Anda yang ingin ditanyakan pada saya?”

Aku bertanya, “Hal apa yang paling mengejutkan Anda yang Anda temukan pada manusia?”
Tuhan berpikir sebentar dan kemudian menjawab, “Mereka bosan menjadi anak-anak dan buru-buru ingin bertumbuh dewasa, dan kemudian ingin kembali menjadi anak-anak.

Bahwa mereka mengorbankan kesehatan mereka demi menghasilkan uang dan kemudian menggunakan uang itu untuk memulihkan kesehatan mereka kembali.

Mereka begitu cemas tentang masa depan, tapi mereka lupa untuk hidup di saat ini, akhirnya mereka tidak hidup di masa kini maupun di masa depan.

Mereka hidup seolah-olah mereka tidak akan pernah mati, dan akhirnya mereka mati seperti mereka tidak pernah hidup.”

Tuhan menaruh tangan saya di atas tangannya dan kami terdiam sebentar. Kemudian aku bertanya,

“Sebagai orangtua, pelajaran hidup seperti apa yang Anda ingin agar anak-anak Anda pelajari?”
Tuhan menjawabnya sambil tersenyum, “Belajar bahwa mereka tidak bisa membuat orang lain mencintai mereka. Yang mereka bisa lakukan hanyalah membiarkan diri mereka dicintai.

Untuk belajar bahwa tidak baik membandingkan diri mereka dengan orang lain. Setiap orang akan di hakimi atas tindakannya masing-masing, bukan berdasarkan perbandingan antara satu sama lain.

Belajar bahwa orang kaya bukanlah mereka yang memiliki banyak hal, namun mereka yang memiliki kebutuhan paling sedikit.

Mereka juga harus belajar hanya membutuhkan beberapa detik untuk melukai orang yang kita cintai, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkan mereka.

Belajar untuk memaafkan dengan menerapkan pengampunan. Belajar bahwa ada orang yang sangat mencintai dirinya, namun orang itu tidak tahu bagaimana caranya untuk mengungkapkan atau menunjukkan perasaannya itu.

Belajar bahwa uang bisa membeli segalanya kecuali kebahagiaan.
Belajar bahwa dua orang dapat melihat satu hal yang sama namun memiliki dua pendapat yang jauh berbeda.

Belajar bahwa teman sejati adalah seseorang yang tahu segala sesuatu tentang hidupnya… namun tetap mengasihinya.”

Saya duduk disana sambil menikmati kunjungan saya di rumah Tuhan itu.

Lalu saya mengakhirnya dengan berterima kasih atas waktu-Nya dan atas semua yang telah Ia lakukan untuk saya dan keluarga saya.

Dia menjawab, “Tentu. Kapan saja, 24 jam saya ada disini. Yang Anda harus lakukan hanyalah bertanya pada saya dan saya akan menjawabnya.”

Selasa, 08 Februari 2011

Bertahanlah dan tetaplah setia

Pengkotbah 7:10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Tanpa disadari mungkin kita pernah mengucapkan apa yang tertulis pada ayat diatas, mungkin kita pernah berkata “kehidupan dulu lebih baik dan lebih enak dari saat ini”.

Ketika berkomitmen untuk ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka cara hidup kita tidak sama lagi dengan kehidupan sebelumnya. Kehidupan pasti semakin sulit karena tidak boleh lagi melakukan cara-cara yang Tuhan tidak inginkan. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari orang dunia saja berkata “mencari uang haram saja sulit, apalagi mencari yang halal”, lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita akan akan melakukannya dengan lebih sulit lagi? Ya, kita pasti akan memenuhi kehidupan kita jauh lebih sulit karena cara-cara yang halal menurut dunia saja belum tentu sesuai dengan firman Tuhan. Contohnya begini, menurut dunia berusaha memperoleh rezeki nomplok dengan membeli kupon-kupon undian bukanlah sesuatu yang haram karena tidak merugikan dan menyakiti orang lain, tetapi menurut iman percaya Kristen hal itu tidak seturut dengan firman Tuhan karena orang yang demikian adalah pemalas. Dan firman Tuhan katakan orang yang malas janganlah makan.

II Tesalonika 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Itulah sebabnya jangan heran jika ada orang Kristen berkata “dulu lebih enak dan lebih baik dari sekarang” karena dulu mereka tidak dihalang-halangi mencari kebutuhan hidup dengan cara apapun. “Tipu-tipu sedikit tidak apalah..., namanya juga bisnis,..mana ada bisnis yang jujur?” Pebisnis dunia yang paling jujur akan berkata demikian, namun bagi anak Tuhan tipu kecil dan tipu besar adalah sama-sama dosa dan hal itu tidak boleh dilakukan. Kehidupan yang amat sulit bukan? Itulah sebabnya ada anak Tuhan yang kembali ke kehidupan dunia. Menghadapi situasi yang sulit membuat banyak anak Tuhan kembali ke Mesir (dunia) dan hidup dalam cara-cara Mesir (dunia).

Hal yang sama pernah dialami oleh umat Israel. Ketika menghadapi kesulitan hidup mereka bersungut-sungut kepada Musa dan mereka ingin kembali ke Mesir. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Keluaran 16:3 dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."

Ayat ini menunjukkan bahwa orang Israel lebih suka jadi budak Mesir dari pada merdeka namun hidup dalam kesulitan. Hal yang demikian banyak dialami oleh orang Kristen. Ada orang Kristen yang lebih memilih menjadi Kristen yang biasa-biasa saja dan menjadi budak dosa dari pada menjadi Kristen yang sungguh-sungguh karena takut mengalami kesulitan hidup. Mereka beranggapan bahwa menjadi orang Kristen biasa-biasa saja lebih mudah karena masih boleh melakukan cara-cara dunia sementara kalau menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh tidak boleh ini dan tidak boleh itu, serba sulit karena banyak larangan.

Saudaraku, satu hal jangan kita lupa bahwa bagi Tuhan tidak ada Kristen yang abu-abu. Tuhan hanya menginginkan setiap umatnya menjadi umat yang sungguh-sungguh. Benar bahwa ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kita menerima keselamatan, namun jangan lupa bahwa dalam mengikut Tuhan menerima keselamatan saja tidak cukup. Kita harus mengerjakan keselamatan itu agar nama kita tidak dihapus dari kitab kehidupan.

Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Oleh sebab itu, bagi saudara yang sudah sungguh-sungguh dalam Tuhan, jangan pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Jangan pernah berkata “dahulu lebih baik dari saat ini” karena jika kita mundur maka Tuhan tidak lagi berkenan. Itu tertera pada ayat dibawah ini.

Ibrani 10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Mari berdiri teguh di dalam Tuhan, apapun kesulitan yang sedang kita hadapi mari tetap setia kepada Tuhan karena besar upah yang menanti.

Ibrani 10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.

Good morning all...
Gusti mberkahi..
Tetap semangaaaaaaaaaattt...!!!!

Senin, 07 Februari 2011

DOS DO JOLMA DI DEBATA

Tu hamu na dongan sahaporseaon renungan sahalion marbahasa batak,,,,,


DOS DO JOLMA DI DEBATA
Ulaon ni Apostel 10:28-34

Ise do si Kornelius na nidok na di turpuk on, ima: sahalak Letnan, masuk horong Italia. Sahalak na daulat jala mangkabiari Debata rap dohot sandok isi ni bagasna. Godang do asiasina diparlehon tu bangso Jahudi, jala ondop do ibana martangiang tu Debata. Sandok na uli do baritana di saluhut halak Jahudi.
Tu si Kornelius on do ro si Simon Petrus pasahathon Barita Nauli dung disuru Tondi ni Debata ibana. Sian on ma botoonta, na so siida boho hape Debata. Na so marpili Debata tu angka na olo manjalo haluaonNa. Dos do jolma i di adopan ni Debata.

1. Diajari Debata do si Petrus mandok na so marrimbar jolma di jolo ni Debata.

Tangkas do i idaonta sian pandohan ni si Petrus: ‘…na so jadi goaron jolma dia pe ramun manang so ias.” Mula na i, lohot do pe dipangantusion ni si Petrus sisubangkononhon do marsaor dohot bangso na asing manang bangso sileban. Pantang do molo marsaor halak Jahudi dohot halak na so Jahudi. Alai, dung ditorangi Tondi ni Debata ibana di na martangiang i di bagas ni si Simon sipauli hulingkuling (Tajaha di bindu 10:9-15), dung i pe muba ma pangantusionna, torang ma rohana na so marimbar jolma sian bangso dia pe di jolo ni Debata. Na so si ida bangso hape Debata. Ndada holan halak Jahudi sambing na umboto subang on, alai bangso na so Jahudi pe, ima si Kornelius halak Italia i, diongkuhon ibana do pandohan i, sisubangkononhon do nasida maradophon halak Jahudi.
Diajari Tondi ni Debata do si Petrus mananda ulaon hatuaon ni Debata, ima ingkon malua saluhut jolma sian bangso dia pe. Marhite Tondi i dipaimbaru do pangantusion ni si Petrus taringot tu hajongjongan ni sude bangso di jolo ni Debata. Sian on ma tubu ma di pingkiran dohot di roha ni si Petrus laho borhat pasahathon Barita Nauli on tu sandok bangso, asa saut malua sude jolma sian houm dohot bangso dia pe.
Diajari Hata ni Debata do hita, asa pasidingkon pangantusion na pejet marnida halak na asing i, na so sahorong, na so sabangso dohot na so saugamo dohot hita halak na so niasian ni Debata. Ndang tama dohononta ramun halak na so sa horong dohot hita. Ndang sai dohononta be ndang dos hajolmaonta dohot halak na asing, bahkan pangantusion na mandok api naroko na ma jambar ni halak na so sahorong dohot hita. Ingkon denggan do parsaoranta tu sude jolma. Unang ala ni marimbar parhataan, bangso, suku, ugamo dohot warna kulit gabe so marsiantoan, masipangkulingan, ndang masijangkonan, sai masipasidingan hita. Unang ala so saugamo hita, gabe so boi rap hundul, rap mengkel, rap tangis, rap marnonang/marsarita, rap masilehonan pingkiran na denggan jala rap patupahon angka na denggan di parsaoran songon jolma na rap tinompa ni Debata. Bahkan sai ro do pangunjunan tu hita, so marsiantoan pe ndang pola boha, ala so saugamo, jala pangkilalaan hira na so sala pemahaman i. Jadi, dos do jolma i di jolo ni Debata.
Marhite on ma gabe lam bidang dalan laho pasahathon Barita Haluaon i tu sude jolma. Alai, molo tadok do ramun halak na so sahorong dohot hita, laos alani i gabe ndang olo hita marsaor, laos i do mangambati hita pasahathon Barita Haluaon na binoan ni Tuhan Jesus. Di pangantusion on do na nidok na, ndang marimbar sude jolma, rap ingkon dapotan haluaon dohot asi ni roha ni Debata do. Ansugari, ndang ditorangi jala ndang diajari Tondi i si Petrus, tung so ungkap do rohana marbarita nauli tu bangso na asing. Alai, dung dibohali Debata ibana, taringot tu si, ipe asa borhat ibana mangoloi gokhon dohot joujou ni si Kornelius asa bongot tu jabuna rap dohot keluargana. Dia do na taida disi, malua sajabu, ala Barita Nauli na binoan ni si Petrus. Taloas ma dirinta torangan jala ajaran ni Tondi ni Debata, asa gotap angka hasomalan dohot ruhutruhut na mangihot hita di pangantusion na pejet (dangkal) taringot tu holong ni Debata. Di barita ni si Petrus dohot Kornelius on, hasomalan dohot ruhutruhut na manirang parsaoran ni Jahudi dohot na so Jahudi nunga gotap.

2. Diajari Tondi ni Debata do si Kornelius mananda dalan haluaon i.

Tangkas dipatorang di turpuk on, haradeon ni si Kornelius manjou si Petrus tu bagasna ima dung pe ditorangi jala diajari Tondi ni Debata ibana. Hirahira di pungkul tolu arian na i torang ma diida di bagasan tondina, ro surusuruan ni Debata manopot ibana, laos dijouhon goarna. Alai marnida i ibana, biar ma rohana, huhut ma didok: Ai aha, Tuhan? Gabe ninna ma: Nunga sahat tu parningotan di jolo ni Debata angka tangiangmi ro di angka asiasimi (10:3-4). Halak na marhabiaran tu Debata do si Kornelius. Keluargana pe halak na daulat marroha, burju marsilehonlehon jala ringgas martangiang.
Ndang hapingkiran jala ndang habilangan dalan ni Debata pasauthon haluaonNa tu sandok bangso. Digurtuk Debata do sandok halak na marhabiaran tu Debata marhite TondiNa asa ditanda dalan haluaon i. Marhite TondiNa i, diajari Debata do si Kornelius ise na naeng dapothononna asa taruli ibana di barita haluaon i. Dipatongon Tondi i do tu si Kornelius sahalak naposo ni Debata ima si Petrus. Marhite si Petrus lam tangkas ma didai jala dihangoluhon si Kornelius dohot keluargana holong na sian Debata, na so siida bohi Debata.
Di na ungkap si Kornelius manangihon Tondi ni Debata jala pasauthonsa dapotan haluaon do ibana marhite Barita Nauli na sian Debata na pinasahat ni si Petrus. Ndada holan i taruli do si Kornelius dohot keluargana manjalo pandidion sian si Petrus, songon tanda naung manjalo haluaon sian Debata.

3. Ndang siida bohi Debatanta.

On do kesimpulan ni si Petrus diparjumpanganna dohot si Kornelius: Na so siida bohi Debata! Molo didok ndang siida bohi Debata, ndang laos dohononta holan siida roha do Debata. Alai, na sintong siida saluhut do Debata. Diida do hataridaan parduru, alai laos diida do hadirionta parbagasan. Hadomuanna dison, na so holan sada bangso ni asian ni Debata, alai sandok bangso do na mangkabiari Ibana. Tegas do pingkiran on dipeop si Paulus: ‘Ai ndang adong imbar ni Jahudi manang Junani; ai Sada do Tuhan ni saluhutna, naung marbasabasahon sian hamoraonna tu saluhut angka na manjou Ibana’ (Rom. 10:12). Jala didiok ibana do muse marhite pandohan retorik: ‘Ai holan Jahudi do nampuna Debata? Nda dohot sipelebegu i? I do antong; dohot do sipelebegu i! (Rom 3:29). Tuhan ido Debata na rade mangalehon haluaon tu sandok bangso tu angka na olo manangihon Ibana jala pasauthon parentana, ima songon na taida di hadirion ni si Kornelius, na pintor hatop manggohi na nidok ni Debata tu ibana. Jahowa Debata, ido Debata partigor na so marnida bohi pasahathon asi ni rohaNa. Ibana do Debata ni angka debata, jala Tuhan ni angka tuan, Ibana Debata na sun timbul, na sun gogo jala na songkal sahali, na so marnidanida bohi jala na so olo manjalo silua (5 Musa 10:17).

Ndang holan hataridaan parduru na niida ni Debata sian hita, alai tarlumobi rohanta dohot parsitutuonta mangoloi Ibana. Ndang tagonan idaon ni Tuhanta hita badia sian duru alai, ramun dibagasanna. Songon halak parise na pininsang ni Tuhan Jesus: ‘Marjea ma hamu sibotosurat dohot Parise, hamu pangansi! Ai suman do hamu tu tanoman na hinapur, angka na denggan berengon sian duru, hape marisi holiholi ni na mate do dohot nasa na rotak!’ (Mat. 23:27).
Mangula do Debata di diri ni angka halak na patupahon hasintongan dohot hatigoran di portibi on. Dipangke Debata do halak na burju mangulahon na denggan jala na daulat marroha jala na manghabiari ibana, laho patupahon hademahon tu saluhut jolma, so pola marnida latar belakang hajolmaonna. Boha do hita asa lam marsitutu pasauthon hata ni Debata dohot bulus ni roha. Jala marhite na siida bohi Debata, gabe lam bidang ma pangantusionta, na so dibatasi holan di huria i, Tondi ni Debata mangula, alai di balian ni huria pe tong do mangula tondi ni Debata.

Tuhan Yesus Ma namandongani hita ganup marsada.
Amin.

Dunia Yang Menangis

Bacaan Setahun : Yeremia 50-52

Nats : "Tuhan adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya (Ratapan 3:24)

Bacaan : Ratapan 3:1-9,24


Seorang ibu diberi tahu bahwa putranya tewas dalam suatu kecelakaan kerja. Seketika itu juga, hidup ibu tersebut dipenuhi deraian air mata. Di keluarga lain, serangan jantung mendadak telah merenggut nyawa seorang suami, meninggalkan istrinya menghadapi hidup seorang diri. Begitu banyak air mata yang tercurah! Kita hidup dalam dunia yang menangis.


Kitab Ratapan ditulis oleh Yeremia, yang disebut nabi peratap. Penduduk Yehuda telah dijadikan tawanan (1:3); Yerusalem tinggal reruntuhan (2:8,9); orang-orang dalam keadaan berkekurangan (2:11,12); penderitaan mereka sangat hebat melampaui batas (2:20); dan Nabi Yeremia terus-menerus meratap (3:48,49). Namun demikian, Yeremia masih yakin akan anugerah, belas kasihan, dan kesetiaan Allah.

Dari lubuk hatinya yang terdalam, jiwanya berkata, "Tuhan adalah bagianku, ... oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya" (3:24).


Betapa luar biasa ratapan yang menyayat hati itu! Dari sini suatu kenyataan bahwa tangisan dan ratapan tidak selalu mencerminkan iman yang lemah atau kurangnya kepercayaan kepada Allah. Sebagian dari kita mungkin berpikir orang Kristen harus selalu merasakan sukacita, bahkan saat hatinya hancur. Atau paling tidak, berusaha tampak bersukacita. Namun, pengalaman Yeremia membuktikan bahwa itu tidak benar. Air mata adalah bagian alami dari kehidupan Kristiani. Akan tetapi, syukur kepada Allah karena pada suatu hari kelak Juruselamat kita yang penuh berkat akan datang dalam Kemuliaan untuk menghapus segala air mata (Wahyu 21:4). -- Dennis De Haan


TANPA AIR MATA, TAK AKAN ADA PELANGI DALAM JIWA KITA

(Sumber: http://www.sabda.org/)

Berdirilah Teguh

Mazmur 16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

Hari ini kita memasuki hari keempat di tahun 2011. Tahun ini bagi sebagian orang adalah tahun kebangkitan karena ada yang percaya bahwa tahun ini perekonomian akan semakin membaik, peluang-peluang usaha akan semakin terbuka, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik. Dilain pihak bagi sebagian orang tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu, tahun yang penuh susah dan bencana.

Saudaraku, bagi kita umat Tuhan yang menyerahkan hidup kedalam tangan Tuhan, kita tidak perlu kuatir dan takut akan hari esok. Apakah itu tahun baik ataupun tahun tidak baik, bagi kita adalah tahun pengucapan syukur. Kita wajib bersyukur atas apapun keadaan yang akan terjadi pada tahun 2011 ini. Apakah hal itu baik ataupun tidak maka kita harus mengucap syukur senantiasa.

I Tessalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengapa kita harus mengucap syukur? Itu karena sebagai orang yang percaya dan mengandalkan Tuhan, kita harus menyadari bahwa apapun yang terjadi Tuhan pasti mempunyai maksud dan tujuan yang baik bagi kita.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Hal ini di perkuat dengan ayat dibawah:
Amsal 16:4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.

Jadi saudaraku, melalui ayat ini kita melihat bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi kebetulan. Apapun yang terjadi semuanya atas seijin dari Tuhan karena Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, tetapi sebaliknya untuk mendatangkan malapetaka bagi orang fasik.

Oleh sebab itu saudaraku, berdirilah teguh, jangan kuatir akan apa yang akan kita hadapi tahun 2011 ini sebab apapun itu yang akan terjadi pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita umat pilihan-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Semangaaaaaaaaaattt...!!!
Amin

Minggu, 06 Februari 2011

Hari-hari Sulit

Bacaan Setahun : 1 Korintus 1-4

Nats : Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku … (Mazmur 23:6)

Bacaan : Mazmur 23:1-6


Kami memakamkan ayah istri saya dua hari sebelum hari Pengucapan Syukur. Karena itu, setiap tahun hari raya tersebut diwarnai kesedihan karena kehilangan kami akan dia. Pasti kalender Anda pun berisi beberapa hari penuh kesulitan yang terulang setahun sekali, mengingatkan kembali akan kehilangan yang masih melukai hati dan orang-orang yang masih Anda rindukan.


Sebuah artikel dalam Wall Street Journal menyebut tanggal-tanggal ini “ladang ranjau emosi” dan mengatakan bahwa hari-hari itu bahkan mungkin lebih sulit dihadapi jika bertepatan dengan hari raya nasional atau peringatan peristiwa-peristiwa penting.


Para konselor yang menangani dukacita mengungkapkan bahwa mengambil langkah positif dapat membantu kita untuk menghadapi dukacita. Kami menanam sebuah pohon untuk memperingati satu tahun meninggalnya Ayah dan kelahiran cucunya pada hari yang sama. Dana beasiswa atau sebuah hadiah peringatan dapat memberikan manfaat kepada orang-orang lain sambil mengenang orang yang dikasihi. Akan tetapi, kesembuhan batin merupakan suatu anugerah Allah.


Anda mungkin hafal Mazmur 23, tetapi cobalah membacanya dengan cara pandang baru hari ini. Pasal penghiburan yang sudah umum ini menyatakan:

“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku …” (ayat 6).

Tidak hanya pada hari-hari tertentu, tetapi seumur hidup. Apabila kita melintasi “ladang ranjau emosional” yang berisi kenangan yang menyakitkan, Gembala Yang Baik selalu beserta kita pada setiap hari-hari sulit.


PENGALAMAN TERMANIS DENGAN KASIH ALLAH DAPAT DITEMUKAN PADA WAKTU KESUSAHAN


(Sumber: http://sabda.org/)

Jumat, 04 Februari 2011

Belajar dari Pelayanan Maria dan Marta

Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Lukas 10:40)

Suatu ketika ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam suatu perjalanan, masuklah mereka kedalam suatu kampung, yaitu kampungnya Marta dan kakaknya Maria. Mereka menerima Yesus di rumahnya. Marta sibuk melayani sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan teliti apa yang Yesus katakan. Karena Maria tidak membantu, Marta bersungut-sungut dan berkata kepada Tuhan Yesus “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Saudaraku, jika kita perhatikan, cerita ini adalah gambaran dari kehidupan anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan. Marta dan Maria adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, namun kasih keduanya mempunyai perbedaan, yaitu Marta melayani dengan kasih persaudaraan, sementara Maria melayani didasari oleh Kasih Agape. Perbedaan itu terlihat dari cara mereka melayani dimana Marta lebih memfokuskan diri melayani manusia sementara Maria melayani Yesus dengan mendengarkan setiap perkataan Yesus. Karena jenis kasihnya berbeda maka hasilnya juga berbeda. Marta bersungut-sungut sementara Maria tidak. Mengapa demikian? Itu karena kasih persaudaraan akan mudah sekali luntur karena waktu dan karena lelah, dan akan cenderung mengharapkan balas sementara kasih agape tidak. Mungkin saja Marta bersungut-sungut karena lelah dan karena Tuhan tidak memperhatikan apa yang ia kerjakan. Itu terbukti karena memang akhirnya Tuhan mengkritik Marta dan memuji Maria.

Kalau kita mau jujur pekerjaan yang paling membosankan adalah “mendengarkan dan menunggu”. Perhatikan di sekeliling kita, ketika hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan berapa banyak orang yang tertidur bahkan ada yang bersungut-sungut dan berkata “Ini Pendeta kotbahnya kok terlalu lama...”. Bahkan ada yang tidak sabar dan pergi begitu saja meninggalkan gereja. Tapi orang yang benar-benar mengasihi Tuhan tidak akan pernah merasa bosan untuk mendengarkan setiap firman Tuhan yang disampaikan walau siapapun orang yang menyampaikannya.

Saudaraku, saat ini pelayanan sudah menjadi trend dikalangan anak-anak Tuhan. Saat bertemu dengan anak Tuhan lainnya yang baru kita kenal mereka pasti bertanya “Pelayanan bagian apa?”. Mereka jarang bertanya apakah kita sudah melayani karena dalam anggapan mereka kita pasti sudah menjadi pelayan Tuhan. Bisa saja sebagai Guru sekolah Minggu, Usher, kolektan, Song Leader, Backing Vokal, pemusik, keamanan dll. Namun satu yang menjadi pertanyaan. Kita melayani untuk siapa? Untuk manusia atau untuk Tuhan? Jika kita melayani manusia maka kasih yang terpancar didalamnya adalah kasih Persaudaraan namun jika kita melayani untuk Tuhan maka kasih kita adalah kasih Agape. Dan Mungkin pula banyak yang berkata “Tentu aku melayani untuk Tuhan dong!”. Namun apakah pelayanan kita untuk manusia atau untuk Tuhan akan terbukti kemudian. Ketika kita merasa bosan, jenuh dan kelelahan itu membuktikan bahwa kita melayani untuk manusia. Tetapi jika kita merasa tetap semangat dan bergairah serta tidak merasa bosan, itu membuktikan pelayanan kita kepada Tuhan. Sebab orang yang mengasihi Tuhan sama seperti orang yang menanti-nantikan Tuhan yang akan senantiasa mendapatkan kekuatan baru.

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Jadi, diapakah dasar pelayanan kita? Didasari kasih persaudaraan atau kasih agape? Mari periksa diri masing-masing. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Kamis, 03 Februari 2011

Tahukah Kamu ?

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.



Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.



Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.

Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.

Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita pikiran kita dan ide kita.

Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.



Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.

Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.

Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.



Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.



Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.

Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.

Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita pikiran kita dan ide kita.

Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.



Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.

Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.

Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.



Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.



Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.

Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.

Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita pikiran kita dan ide kita.

Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.



Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.

Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.

Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.



Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.

Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.



Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.



Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.

Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.

Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita pikiran kita dan ide kita.

Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.



Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.

Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.

Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.



Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.

Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.

Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.

Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Iman yang bertahan

Iman yang bertahan

Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:16-18)
Banyak dari kita sudah pernah membaca kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego di dalam dapur perapian bukan? Dalam kisah yang sangat menggugah hati ini, kita melihat bagaimana Sadrakh, Mesakh dan Abednego karena iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan mereka rela masuk ke dalam dapur perapian yang tujuh kali lebih panas daripada mereka harus menyembah patung sesembahan yang dibuat oleh raja Nebukadnezar.
Hari-hari ini mungkin banyak dari kita pun yang sedang masuk ke dalam “dapur perapian”. Kita mungkin sedang diperhadapkan dengan masalah, persoalan hidup, tekanan demi tekanan yang cukup berat; persoalan dalam rumah tangga, persoalan dalam pekerjaan, dalam pergaulan, sakit penyakit, dan sebagainya - yang membuat kita sepertinya sudah tidak kuat lagi dan membuat kita rasanya ingin menyerah; tetapi kisah dan keteladanan Sadrakh, Mesakh dan Abednego sungguh-sungguh dapat menjadi berkat buat kita.
Dari kisah ini kita melihat bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego memiliki iman yang bertahan – “iman yang walaupun”: “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu”.
Saya percaya inilah jenis iman yang Tuhan inginkan untuk kita miliki hari-hari ini. Tuhan ingin kita tetap percaya walaupun sepertinya pertolongan itu belum kunjung tiba. Tuhan ingin kita tetap percaya sekalipun kita sedang ada dalam “perapian”, sekalipun jawaban doa dan janji-janji Tuhan belum kita lihat. Sekalipun penyakit kita belum tersembuhkan dan keluarga kita belum dipulihkan; Tuhan ingin kita memiliki iman yang bertahan seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Seperti halnya dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, api persoalan seharusnya tidaklah menjadi sesuatu yang menghanguskan kita. Sebaliknya “Api” itu menjadi kesempatan untuk kita bertemu dengan Tuhan.
Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" (Daniel 3:23-25)
“Api” persoalan hendaknya menjadi kesempatan untuk kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Firman-Nya dalam Yesaya 43:2 berkata: Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu.
Sebagai manusia umumnya kita tidak memerlukan Tuhan di saat semuanya serba baik, bukan? Untuk itu sering kali Tuhan mengijinkan tekanan dan persoalan datang melanda hidup kita, agar kita datang dan mencari-Nya. Rasul Paulus menyadari akan hal tersebut, dan ia menulis dalam suratnya kepada jemaat di Korintus:
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (2 Korintus 12:7-9)
Selain menjadi kesempatan untuk kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, “Api” persoalan juga menjadikan kita lebih rendah hati. Melalui “Api”, kita dimurnikan layaknya emas. Karakter kita semakin diperindah. (Ayub 23:10)
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" (Daniel 3:24-25)
Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka. (Daniel 3:27)
Dari ayat ini kita pun melihat bahwa “api” persoalan tidak saja membuat kita melihat Tuhan, tapi juga membuat orang lain yang belum percaya – melihat Tuhan. Melalui iman yang teguh di saat badai kehidupan menerjang kehidupan kita, orang lain dapat melihat Tuhan dalam kehidupan kita. Kehidupan kita yang berkemenangan dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum percaya, sehingga mereka berkata: “...Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!" (Zakharia 8:23).
Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel. (Daniel 3:30.)“Api” persoalan ternyata dapat membawa kita kepada suatu promosi ilahi. Sadrakh, Mesakh dan Abednego berhasil mempertahankan iman mereka. Dan sebagai hasilnya mereka dipromosikan kepada kedudukan yang lebih tinggi. Saudara mau melihat promosi ilahi terjadi dalam hidup Saudara? Saudara rindu untuk melihat penggenapan janji Tuhan bahwa tahun ini adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan terjadi dalam kehidupan anda? Milikilah iman yang bertahan. Iman yang bertahan sekalipun Tuhan belum menolong atau menjawab doa kita. Iman yang bertahan sekalipun kita harus melewati berbagai macam “api” persoalan. Iman yang bertahan sekalipun kita disalahmengertikan dan dikhianati oleh sahabat-sahabat kita. Iman yang bertahan sekalipun kita dianiaya oleh orang-orang yang paling dekat dengan kita.
Jika kita mengalami itu semua, teruslah miliki iman yang bertahan kepada-Nya, niscaya kita akan melihat pertolongan Tuhan, dan nama Tuhan yang akan dipermuliakan.Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu." (Daniel 3:28)

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 02 Februari 2011

..Jangan Sedih =)..

Perhatikan hidup kamu. Bila kamu selalu cemas dan gelisah akan masalah kecil dan sepele, maka kamu hanya akan bisa mencapai hasil yang remeh dan sepele - itupun kalau kamu bisa mengatasi masalah tersebut. Bila tidak, tentu hasil lebih rendah yang kamu capai.

Bandingkan bila kamu menangani masalah-masalah besar. Seluruh tenaga dan pikiran akan tercurah, dan kamu tahu persis - bila kamu mampu mengatasinya maka hasil yang besar dan membanggakan yang kamu dapatkan.

Banyak orang tidak bisa maju, hanya karena mereka tidak memiliki masalah yang cukup besar untuk mendorong mereka maju. Mereka berhenti pada masalah-masalah kecil. Dan menyerah.

Bila hari ini kamu memutuskan untuk maju, beri diri kamu tantangan besar dari masalah besar. Hadapi dan taklukkan. Ucapkan selamat datang buat masalah besar dan tantangan besar. Karena itu hanya layak untuk orang besar seperti kamu.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak kamu menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, kamu hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kamu. Tidakkah lebih mungkin kamu mengambil langkah-langkah pendek terus menerus - ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil - asalkan kamu tidak berhenti - adalah cukup, karena kamu masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Bayangkan kamu berada di dasar sebuah sumur yang dalam, dan seseorang mulai menyekop tanah dan melemparkannya ke dalam sumur tempat kamu berada. Apa yang akan kamu kerjakan?

Apakah kamu akan menyerah dan berserah untuk dikubur, ataukah kamu akan naik ke setiap tanah yang dilemparkan hingga suatu nanti kamu bisa keluar dari sumur? Semua itu tergantung pada cara pandang kamu terhadap tanah yang dilemparkan. Apakah sebagai sesuatu yang akan mengubur kamu, atau sesuatu yang membantu kamu naik.

Pendek kata, ini semua adalah masalah sikap dan pola pandang. Setiap hari, masalah, rasa frustrasi, tantangan, dan ketidak pastian - dilemparkan ke arah kamu. Kamu dapat terkubur di dalamnya, bila kamu hanya berdiam diri. Atau, semua itu dapat mengangkat kamu ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang kamu pilih? Apakah akan berdiam diri dan terkubur, ataukah naik dan terangkat? Tentukan pilihan kamu hari ini…!
Perhatikan hidup kamu. Bila kamu selalu cemas dan gelisah akan masalah kecil dan sepele, maka kamu hanya akan bisa mencapai hasil yang remeh dan sepele - itupun kalau kamu bisa mengatasi masalah tersebut. Bila tidak, tentu hasil lebih rendah yang kamu capai.

Bandingkan bila kamu menangani masalah-masalah besar. Seluruh tenaga dan pikiran akan tercurah, dan kamu tahu persis - bila kamu mampu mengatasinya maka hasil yang besar dan membanggakan yang kamu dapatkan.

Banyak orang tidak bisa maju, hanya karena mereka tidak memiliki masalah yang cukup besar untuk mendorong mereka maju. Mereka berhenti pada masalah-masalah kecil. Dan menyerah.

Bila hari ini kamu memutuskan untuk maju, beri diri kamu tantangan besar dari masalah besar. Hadapi dan taklukkan. Ucapkan selamat datang buat masalah besar dan tantangan besar. Karena itu hanya layak untuk orang besar seperti kamu.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak kamu menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, kamu hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kamu. Tidakkah lebih mungkin kamu mengambil langkah-langkah pendek terus menerus - ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil - asalkan kamu tidak berhenti - adalah cukup, karena kamu masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Bayangkan kamu berada di dasar sebuah sumur yang dalam, dan seseorang mulai menyekop tanah dan melemparkannya ke dalam sumur tempat kamu berada. Apa yang akan kamu kerjakan?

Apakah kamu akan menyerah dan berserah untuk dikubur, ataukah kamu akan naik ke setiap tanah yang dilemparkan hingga suatu nanti kamu bisa keluar dari sumur? Semua itu tergantung pada cara pandang kamu terhadap tanah yang dilemparkan. Apakah sebagai sesuatu yang akan mengubur kamu, atau sesuatu yang membantu kamu naik.

Pendek kata, ini semua adalah masalah sikap dan pola pandang. Setiap hari, masalah, rasa frustrasi, tantangan, dan ketidak pastian - dilemparkan ke arah kamu. Kamu dapat terkubur di dalamnya, bila kamu hanya berdiam diri. Atau, semua itu dapat mengangkat kamu ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang kamu pilih? Apakah akan berdiam diri dan terkubur, ataukah naik dan terangkat? Tentukan pilihan kamu hari ini…!Perhatikan hidup kamu. Bila kamu selalu cemas dan gelisah akan masalah kecil dan sepele, maka kamu hanya akan bisa mencapai hasil yang remeh dan sepele - itupun kalau kamu bisa mengatasi masalah tersebut. Bila tidak, tentu hasil lebih rendah yang kamu capai.

Bandingkan bila kamu menangani masalah-masalah besar. Seluruh tenaga dan pikiran akan tercurah, dan kamu tahu persis - bila kamu mampu mengatasinya maka hasil yang besar dan membanggakan yang kamu dapatkan.

Banyak orang tidak bisa maju, hanya karena mereka tidak memiliki masalah yang cukup besar untuk mendorong mereka maju. Mereka berhenti pada masalah-masalah kecil. Dan menyerah.

Bila hari ini kamu memutuskan untuk maju, beri diri kamu tantangan besar dari masalah besar. Hadapi dan taklukkan. Ucapkan selamat datang buat masalah besar dan tantangan besar. Karena itu hanya layak untuk orang besar seperti kamu.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak kamu menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, kamu hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kamu. Tidakkah lebih mungkin kamu mengambil langkah-langkah pendek terus menerus - ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil - asalkan kamu tidak berhenti - adalah cukup, karena kamu masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Bayangkan kamu berada di dasar sebuah sumur yang dalam, dan seseorang mulai menyekop tanah dan melemparkannya ke dalam sumur tempat kamu berada. Apa yang akan kamu kerjakan?

Apakah kamu akan menyerah dan berserah untuk dikubur, ataukah kamu akan naik ke setiap tanah yang dilemparkan hingga suatu nanti kamu bisa keluar dari sumur? Semua itu tergantung pada cara pandang kamu terhadap tanah yang dilemparkan. Apakah sebagai sesuatu yang akan mengubur kamu, atau sesuatu yang membantu kamu naik.

Pendek kata, ini semua adalah masalah sikap dan pola pandang. Setiap hari, masalah, rasa frustrasi, tantangan, dan ketidak pastian - dilemparkan ke arah kamu. Kamu dapat terkubur di dalamnya, bila kamu hanya berdiam diri. Atau, semua itu dapat mengangkat kamu ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang kamu pilih? Apakah akan berdiam diri dan terkubur, ataukah naik dan terangkat? Tentukan pilihan kamu hari ini…!
Perhatikan hidup kamu. Bila kamu selalu cemas dan gelisah akan masalah kecil dan sepele, maka kamu hanya akan bisa mencapai hasil yang remeh dan sepele - itupun kalau kamu bisa mengatasi masalah tersebut. Bila tidak, tentu hasil lebih rendah yang kamu capai.

Bandingkan bila kamu menangani masalah-masalah besar. Seluruh tenaga dan pikiran akan tercurah, dan kamu tahu persis - bila kamu mampu mengatasinya maka hasil yang besar dan membanggakan yang kamu dapatkan.

Banyak orang tidak bisa maju, hanya karena mereka tidak memiliki masalah yang cukup besar untuk mendorong mereka maju. Mereka berhenti pada masalah-masalah kecil. Dan menyerah.

Bila hari ini kamu memutuskan untuk maju, beri diri kamu tantangan besar dari masalah besar. Hadapi dan taklukkan. Ucapkan selamat datang buat masalah besar dan tantangan besar. Karena itu hanya layak untuk orang besar seperti kamu.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak kamu menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, kamu hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kamu. Tidakkah lebih mungkin kamu mengambil langkah-langkah pendek terus menerus - ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil - asalkan kamu tidak berhenti - adalah cukup, karena kamu masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Bayangkan kamu berada di dasar sebuah sumur yang dalam, dan seseorang mulai menyekop tanah dan melemparkannya ke dalam sumur tempat kamu berada. Apa yang akan kamu kerjakan?

Apakah kamu akan menyerah dan berserah untuk dikubur, ataukah kamu akan naik ke setiap tanah yang dilemparkan hingga suatu nanti kamu bisa keluar dari sumur? Semua itu tergantung pada cara pandang kamu terhadap tanah yang dilemparkan. Apakah sebagai sesuatu yang akan mengubur kamu, atau sesuatu yang membantu kamu naik.

Pendek kata, ini semua adalah masalah sikap dan pola pandang. Setiap hari, masalah, rasa frustrasi, tantangan, dan ketidak pastian - dilemparkan ke arah kamu. Kamu dapat terkubur di dalamnya, bila kamu hanya berdiam diri. Atau, semua itu dapat mengangkat kamu ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang kamu pilih? Apakah akan berdiam diri dan terkubur, ataukah naik dan terangkat? Tentukan pilihan kamu hari ini…!Perhatikan hidup kamu. Bila kamu selalu cemas dan gelisah akan masalah kecil dan sepele, maka kamu hanya akan bisa mencapai hasil yang remeh dan sepele - itupun kalau kamu bisa mengatasi masalah tersebut. Bila tidak, tentu hasil lebih rendah yang kamu capai.

Bandingkan bila kamu menangani masalah-masalah besar. Seluruh tenaga dan pikiran akan tercurah, dan kamu tahu persis - bila kamu mampu mengatasinya maka hasil yang besar dan membanggakan yang kamu dapatkan.

Banyak orang tidak bisa maju, hanya karena mereka tidak memiliki masalah yang cukup besar untuk mendorong mereka maju. Mereka berhenti pada masalah-masalah kecil. Dan menyerah.

Bila hari ini kamu memutuskan untuk maju, beri diri kamu tantangan besar dari masalah besar. Hadapi dan taklukkan. Ucapkan selamat datang buat masalah besar dan tantangan besar. Karena itu hanya layak untuk orang besar seperti kamu.

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak kamu menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang terlalu besar. Langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, kamu hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kamu. Tidakkah lebih mungkin kamu mengambil langkah-langkah pendek terus menerus - ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil - asalkan kamu tidak berhenti - adalah cukup, karena kamu masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Bayangkan kamu berada di dasar sebuah sumur yang dalam, dan seseorang mulai menyekop tanah dan melemparkannya ke dalam sumur tempat kamu berada. Apa yang akan kamu kerjakan?

Apakah kamu akan menyerah dan berserah untuk dikubur, ataukah kamu akan naik ke setiap tanah yang dilemparkan hingga suatu nanti kamu bisa keluar dari sumur? Semua itu tergantung pada cara pandang kamu terhadap tanah yang dilemparkan. Apakah sebagai sesuatu yang akan mengubur kamu, atau sesuatu yang membantu kamu naik.

Pendek kata, ini semua adalah masalah sikap dan pola pandang. Setiap hari, masalah, rasa frustrasi, tantangan, dan ketidak pastian - dilemparkan ke arah kamu. Kamu dapat terkubur di dalamnya, bila kamu hanya berdiam diri. Atau, semua itu dapat mengangkat kamu ke tingkat yang lebih tinggi.

Apa yang kamu pilih? Apakah akan berdiam diri dan terkubur, ataukah naik dan terangkat? Tentukan pilihan kamu hari ini…!

Bersama Yesus, siapakah lawan kita… okeh !!. Ada pengharapan di dalam Yesus. Suasana kehidupanmu akan berubah setiap kali engkau memutuskan untuk menggunakan imanmu. Maju terus, temanku.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku. (Maz 42:12)

Bersama Yesus, siapakah lawan kita… okeh !!. Ada pengharapan di dalam Yesus. Suasana kehidupanmu akan berubah setiap kali engkau memutuskan untuk menggunakan imanmu. Maju terus, temanku.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku. (Maz 42:12)
Bersama Yesus, siapakah lawan kita… okeh !!. Ada pengharapan di dalam Yesus. Suasana kehidupanmu akan berubah setiap kali engkau memutuskan untuk menggunakan imanmu. Maju terus, temanku.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku. (Maz 42:12)

Bersama Yesus, siapakah lawan kita… okeh !!. Ada pengharapan di dalam Yesus. Suasana kehidupanmu akan berubah setiap kali engkau memutuskan untuk menggunakan imanmu. Maju terus, temanku.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku. (Maz 42:12)
Bersama Yesus, siapakah lawan kita… okeh !!. Ada pengharapan di dalam Yesus. Suasana kehidupanmu akan berubah setiap kali engkau memutuskan untuk menggunakan imanmu. Maju terus, temanku.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku. (Maz 42:12)
Free Blogger Templates