Jumat, 11 Maret 2011

Belajar dari sikap Paulus atas Perempuan yang dirasuki oleh roh tenung

Kisah para rasul16:16-17 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Suatu ketika Paulus dan Silas pergi melayani ke Filipi, disana mereka bertemu dengan seorang perempuan yang mempunyai roh tenung. Perempuan itu berteriak-teriak sambil mengatakan bahwa Paulus dan Silas adalah hamba Allah yang maha tinggi yang memberitakan jalan keselamatan. Apa yang di katakan perempuan petenung itu adalah benar karena Paulus dan Silas adalah benar hamba Tuhan yang memberitakan jalan kepada keselamatan. Namun apa yang di perbuat perempuan itu sangat mengganggu Paulus. Akhirnya Paulus berpaling kepadanya dan mengusir roh yang ada didalam dirinya.

Yang menjadi pertanyaan...bukankah apa yang di katakan perempuan itu adalah benar? Kenapa Paulus menjadi merasa terganggu?

Saudaraku, ada dua hal yang menyebabkan Paulus merasa terganggu,yaitu:

1.Berita kebenaran yang disampaikan oleh perempuan itu bukan di dasari oleh niat yang tulus melainkan mengandung unsur lain.

Mengapa demikian? Mari perhatikan ayat dibawah :
Kisah para rasul 16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.

Ayat diatas dengan jelas kita lihat bahwa didalam perempuan itu ada roh tenung. Roh tenung adalah salah satu jenis roh jahat yang menipu manusia melalui ramalan-ramalan palsu. Dengan tenungan-tenungannya perempuan itu menghasilkan uang yang besar bagi tuannya. Perempuan itu melihat bagaimana Paulus dan Silas melayani dengan penuh muzizat dan dalam pandangannya sebagai pebisnis Paulus dan Silas adalah lumbung uang yang harus di dekati dan diambil hatinya dengan harapan bisa kerja sama.

Saudaraku, hal tersebut masih ada kita jumpai sampai saat ini. Ada orang yang memberitakan firman Tuhan tidak dengan hati yang tulus. Sama seperti perempuan itu, yang berhari-hari berteriak-teriak memberi kesaksian bahwa Paulus adalah hamba Tuhan yang memberitakan jalan keselamatan, demikian juga dengan tidak lelah-lelahnya mereka memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah jalan keselamatan, namun apa yang diberitakan itu bukanlah berasal dari hatinya, melainkan dimotivasi oleh hal lain yaitu “UANG”. Tentang hal itu Paulus pernah mengingatkan kepada jemaat di Roma seperti pada ayat dibawah.

Roma 16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

2.Perkataan perempuan itu bisa menjadi batu sandungan bagi Paulus dan silas.
Mengapa saya katakan demikian? Mari kita perhatikan kembali dengan lebih teliti apa yang perempuan tenung itu ucapkan. Perempuan itu berkata "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Sebenarnya apa yang perempuan itu ucapkan bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan mengagungkan Paulus dan Silas. Fokus dari ucapan perempuan itu bukanlah Tuhan, fokusnya adalah Paulus dan Silas. Jika Paulus membiarkan perempuan itu terus berteriak-teriak demikian maka fokus orang yang mendengarnyapun bukan lagi kepada Tuhan melainkan kepada Paulus dan Silas. Paulus lah yang ditinggikan, bukan Tuhan. Syukur kepada Tuhan karena Paulus memiliki hikmat yang luar biasa dari Tuhan sehingga ia bisa membedakan mana yang mengagungkan Tuhan dan mana yang bukan.

Oleh sebab itu saudara, berhati-hatilah terhadap pujian. Jika ada orang yang memuji terlalu berlebihan cegahlah ia karena hal itu bisa membuat kita jatuh dalam dosa mencuri kemuliaan Tuhan. Biarlah segala pujian dan hormat hanya bagi Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.Amin

Minggu, 06 Maret 2011

Menjaga dan menguasai mulut

Mazmur 39:2 Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."

Ayat ini di tulis oleh Daud, raja kedua yang memerintah Israel. Daud adalah raja besar, lebih besar dari Saul namun Daud menyadari bahwa lidah yang tidak di kekang akan membawa ke dalam dosa. Lidah itu kecil, tetapi apabila tidak di kekang akan membawa masalah besar. Dalam kitab Yakobus dikatakan lidah itu bagaikan api kecil yang semakin dikipas semakin besar yang akhirnya menghanguskan apa saja.

Pada ayat diatas dengan jelas Daud mengatakan bahwa mulut itu harus dikekang di depan orang fasik. Benar! Sebab orang fasik itulah yang akan mengipas-ngipas api yang kecil itu menjadi api yang besar. Namun pada kenyataannya tidak demikian, justru banyak orang tidak menjaga mulut di depan orang fasik. Akibatnya gosip menjalar dengan cepat bagaikan penyakit menular.

Harun dan Miryam pernah tidak menjaga mulut mereka, mereka menggosipi dan mengata-ngatai Musa. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Bilangan 12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.

Akibatnya Miryam kena hukuman dari Tuhan, dia kena kusta dan harus disingkirkan keluar dari jamaah Israel tujuh hari lamanya.

Demikianlah bagi orang yang tidak menjaga perkataannya, suatu saat mereka akan kena “kusta”, yaitu suatu penyakit yang membuat seseorang disingkirkan. Ia akan disingkirkan dari komunitasnya, tidak di percayai lagi dan di cap sebagai pemecah belah. Bagi anak-anak Tuhan, menjaga mulut adalah suatu keharusan karena apabila mulut tidak di kendalikan maka sia-sialah ibadahnya.

Yakobus 1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Lalu, bagaimana kita bisa mengekang lidah?
Apa yang keluar dari mulut itu adalah luapan dari isi hati. Ibaratkan minuman yang bersoda, ketika botol minuman itu di guncang-guncang maka soda yang ada didalamnya akan menekan tutup botol. Suatu saat apabila tekanan itu semakin kuat menekat tutup botol dan apabila pada saat itu ada usaha sedikit saja untuk membuka tutup botol itu, maka air soda yang ada di dalamnya akan menyembur dengan kuat keluar.

Mulut itu diibaratkan tutup botol, apabila isi hati kita mengalami tekanan, maka tekanan itu akan di salurkan ke mulut, dan ketika mulut itu sedikit saja di beri kesempatan dibuka, maka mulut itu akan terus menyerocos mengeluarkan semua yang ada di dalam hati. Jadi, untuk dapat mengekang mulut maka kuasa hati, redakan semua luapan yang ada di dalam hati dan jaga diri dari orang fasik yang senantiasa berusaha mengipas-ngipasi.
Tuhan Yesus memberkati. Amin

..mencintai diri sendiri..

Menjadi baik dalam segalanya adalah dambaan tiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah, baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar, cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman curhat dan semua kebaikan lainnya

Berbahagialah mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya.
Berbahagialah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik.
Berbahagialah mereka yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya. Hingga ia tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan
hidupnya sendiri.
Namun bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya?
Rasanya begitu berat.
Begitu pedih. Begitu nyeri. Begitu menyesakkan. Saat kebencian itu hadir.

Saat ketidak sukaan melingkupi.
Saat ketidak mengertian memenuhi.
Saat ketidak berdayaan menghantui.
Terhadap diri sendiri.

Mengapa aku buruk rupa?
Mengapa keluargaku berantakan?
Mengapa aku tidak cerdas?
Mengapa aku selalu gagal?
Mengapa aku tidak disukai teman-temanku?
Mengapa perjalanan hidupku seperti ini?
Mengapa aku selalu naif?
Mengapa aku selalu salah?
Mengapa?
Dan banyak mengapa lainnya…
Ketika semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia menjadi teramat gelap.
Hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik.Dan kita pun ingin terbang, pergi dan menjadi orang lain atau malah terpuruk saja di dalam bumi.
Pernahkah kemudian kita terpikir: Betapa kasihan ‘makhluk kecil’ di dalam sana. Sesosok ‘diri’ yang disadari atau tidak, dibenci oleh dirinya sendiri. Mungkin jasad sang diri memang tidak cakep. Mungkin pribadi sang diri memang tidaklah menyenangkan.
Mungkin perjalanan hidup sang diri cukup menyebalkan. Namun sang diri tetap butuh cinta. Agar dengannya dia tumbuh dan berkembang ke arah kebaikan. Berapa banyak cerita tentang seseorang yang berubah menjadi lebih baik karena merasa dicintai? Berapa banyak orang yang termotivasi karena dicintai? Betapa banyak orang yang ingin diterima apa adanya? Dicintai setulusnya? Dan cinta itu,at very first, hanya pemilik ‘diri’ lah yang harus memberikannya. Jika bukan kau, siapa lagi? Engkau yang paling mengerti dirimu sendiri. Maka engkau lah yang paling layak, paling berhak dan paling berwenang mencintai dirimu sendiri.
Cintailah dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan - keistimewaan dalam dirimu sendiri Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya. Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang.
Mungkin kau akan melihat banyak kesalahan. Mungkin kau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin kau akan menjumpai banyak hal memalukan. Mungkin kau akan menemukan banyak kegetiran. Ketidaksukaan. Seperti halanya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya, maka kau harus memulainya dari dirimu sendiri.
Terimalah dirimu apa adanya. Cintai ia. Sungguh cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun diri.

Cinta itu, akan mengarahkan jiwamu terus menerus bergejolak. Cinta itu akan
mewadahi hatimu terus menerus bergolak.
Cinta itu akan mendamaikan perasaanmu yang tak pernah berhenti dan mati.
Cinta itu akan membuatmu terus berusaha memperbaiki diri.
Cinta itu akan membuatmu bangga dengan perjuangan yang telah kau lakukan.
Cinta itu akan menjagamu dari membandingkan diri dengan orang lain serta lebih memilih membandingkan diri sendiri yang sekarang dengan beberapa waktu serbelumnya.
Maka kemudian dirimu akan sanggup berkata, “Mungkin aku yang sekarang masih belum sebaik orang pada umumnya. Tapi aku tahu aku yang sekarang adalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Dan aku bangga karena untuk menjadi aku yang sekarang kulewati dengan penuh air mata.
Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena aku telah menempuh prosesnya.”
Jika tak ada yang mencintaimu kini, bisa jadi itu karena engkau bahkan tak mencintai dirimu sendiri.
Karena itu, cintailah dirimu sendiri. Karena dari sana kau akan bisa mencintai dan dicintai orang lain.
Free Blogger Templates