Jumat, 04 Februari 2011

Belajar dari Pelayanan Maria dan Marta

Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Lukas 10:40)

Suatu ketika ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam suatu perjalanan, masuklah mereka kedalam suatu kampung, yaitu kampungnya Marta dan kakaknya Maria. Mereka menerima Yesus di rumahnya. Marta sibuk melayani sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan teliti apa yang Yesus katakan. Karena Maria tidak membantu, Marta bersungut-sungut dan berkata kepada Tuhan Yesus “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Saudaraku, jika kita perhatikan, cerita ini adalah gambaran dari kehidupan anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan. Marta dan Maria adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, namun kasih keduanya mempunyai perbedaan, yaitu Marta melayani dengan kasih persaudaraan, sementara Maria melayani didasari oleh Kasih Agape. Perbedaan itu terlihat dari cara mereka melayani dimana Marta lebih memfokuskan diri melayani manusia sementara Maria melayani Yesus dengan mendengarkan setiap perkataan Yesus. Karena jenis kasihnya berbeda maka hasilnya juga berbeda. Marta bersungut-sungut sementara Maria tidak. Mengapa demikian? Itu karena kasih persaudaraan akan mudah sekali luntur karena waktu dan karena lelah, dan akan cenderung mengharapkan balas sementara kasih agape tidak. Mungkin saja Marta bersungut-sungut karena lelah dan karena Tuhan tidak memperhatikan apa yang ia kerjakan. Itu terbukti karena memang akhirnya Tuhan mengkritik Marta dan memuji Maria.

Kalau kita mau jujur pekerjaan yang paling membosankan adalah “mendengarkan dan menunggu”. Perhatikan di sekeliling kita, ketika hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan berapa banyak orang yang tertidur bahkan ada yang bersungut-sungut dan berkata “Ini Pendeta kotbahnya kok terlalu lama...”. Bahkan ada yang tidak sabar dan pergi begitu saja meninggalkan gereja. Tapi orang yang benar-benar mengasihi Tuhan tidak akan pernah merasa bosan untuk mendengarkan setiap firman Tuhan yang disampaikan walau siapapun orang yang menyampaikannya.

Saudaraku, saat ini pelayanan sudah menjadi trend dikalangan anak-anak Tuhan. Saat bertemu dengan anak Tuhan lainnya yang baru kita kenal mereka pasti bertanya “Pelayanan bagian apa?”. Mereka jarang bertanya apakah kita sudah melayani karena dalam anggapan mereka kita pasti sudah menjadi pelayan Tuhan. Bisa saja sebagai Guru sekolah Minggu, Usher, kolektan, Song Leader, Backing Vokal, pemusik, keamanan dll. Namun satu yang menjadi pertanyaan. Kita melayani untuk siapa? Untuk manusia atau untuk Tuhan? Jika kita melayani manusia maka kasih yang terpancar didalamnya adalah kasih Persaudaraan namun jika kita melayani untuk Tuhan maka kasih kita adalah kasih Agape. Dan Mungkin pula banyak yang berkata “Tentu aku melayani untuk Tuhan dong!”. Namun apakah pelayanan kita untuk manusia atau untuk Tuhan akan terbukti kemudian. Ketika kita merasa bosan, jenuh dan kelelahan itu membuktikan bahwa kita melayani untuk manusia. Tetapi jika kita merasa tetap semangat dan bergairah serta tidak merasa bosan, itu membuktikan pelayanan kita kepada Tuhan. Sebab orang yang mengasihi Tuhan sama seperti orang yang menanti-nantikan Tuhan yang akan senantiasa mendapatkan kekuatan baru.

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Jadi, diapakah dasar pelayanan kita? Didasari kasih persaudaraan atau kasih agape? Mari periksa diri masing-masing. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Blogger Templates