Senin, 07 Februari 2011

Dunia Yang Menangis

Bacaan Setahun : Yeremia 50-52

Nats : "Tuhan adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya (Ratapan 3:24)

Bacaan : Ratapan 3:1-9,24


Seorang ibu diberi tahu bahwa putranya tewas dalam suatu kecelakaan kerja. Seketika itu juga, hidup ibu tersebut dipenuhi deraian air mata. Di keluarga lain, serangan jantung mendadak telah merenggut nyawa seorang suami, meninggalkan istrinya menghadapi hidup seorang diri. Begitu banyak air mata yang tercurah! Kita hidup dalam dunia yang menangis.


Kitab Ratapan ditulis oleh Yeremia, yang disebut nabi peratap. Penduduk Yehuda telah dijadikan tawanan (1:3); Yerusalem tinggal reruntuhan (2:8,9); orang-orang dalam keadaan berkekurangan (2:11,12); penderitaan mereka sangat hebat melampaui batas (2:20); dan Nabi Yeremia terus-menerus meratap (3:48,49). Namun demikian, Yeremia masih yakin akan anugerah, belas kasihan, dan kesetiaan Allah.

Dari lubuk hatinya yang terdalam, jiwanya berkata, "Tuhan adalah bagianku, ... oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya" (3:24).


Betapa luar biasa ratapan yang menyayat hati itu! Dari sini suatu kenyataan bahwa tangisan dan ratapan tidak selalu mencerminkan iman yang lemah atau kurangnya kepercayaan kepada Allah. Sebagian dari kita mungkin berpikir orang Kristen harus selalu merasakan sukacita, bahkan saat hatinya hancur. Atau paling tidak, berusaha tampak bersukacita. Namun, pengalaman Yeremia membuktikan bahwa itu tidak benar. Air mata adalah bagian alami dari kehidupan Kristiani. Akan tetapi, syukur kepada Allah karena pada suatu hari kelak Juruselamat kita yang penuh berkat akan datang dalam Kemuliaan untuk menghapus segala air mata (Wahyu 21:4). -- Dennis De Haan


TANPA AIR MATA, TAK AKAN ADA PELANGI DALAM JIWA KITA

(Sumber: http://www.sabda.org/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Blogger Templates